Bagi yang hobi membaca nih buku asyik untuk dijadikan koleksi. Buku ini merupakan suatu catatan dan penulusuran jejak sejarah kelam mengenai kebiadapan bala tentara dai nippon semasa menjajah di Nusantara. Buku ini juga menceritakan pengalaman pramodya dan teman temanya yang menjadi Tahanan Politik di masa Orde Baru yang di asingkan ke Pulau Buru suatu daerah di Maluku. Pramodya di dalam buku ni berusaha menelusuri fakta-fakta bahwa sewaktu Dai Nippon menjajah Nusantara mereka telah melakukan kejahatan perang, Dai Nippon kita sebut saja dengan jepang, membohongi masyarakat dengan memberikan iming-iming akan menyekolahkan para remaja perempuan ke jepang, tapi tak disangka dengan bukti keterangan yang dikumpulkan oleh pram dan kawan kawannya mengemukakan fakta bahwa remaja perempuan tersebut bukan untuk disekolahkan melainkan untuk dijadikan mangsa untuk memenuhi nafsu para tentara jepang yang sedang berperang dan jauh dari mereka.
Cerita awalnya bermulai ketika pram menjadi tahanan politik dan di buang ke pulau buru. di sana para tapol mengerjakan ladang baik membuka ladang baru maupun mengolah ladang yang sudah ada. di pulau buru pram dan kawan kawannya bertemu dengan penduduk setempat. penduduk pulau buru pada saat itu belum terlalu mengenal pendidikan kehidupan mereka dapat dikatakan semi nomaden mereka berpindah pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain. para lelaki penduduk pulau buru dikenal superior dengan menjadikan istri serupa dengan harta benda mereka. Penduduk pulau buru memiliki kulit yang hitam dan kebanyakan diantara mereka berpenyakit kulit.
tapi diantara penduduk setempat pram menemukan keanehan, bahwa diantara mereka ada yang memiliki kulit coklat dan lebih bersih dibanding kebanyakan orang, usut punya usut mereka merupakan para remaja yang dipaksa untuk menjadi pemuas nafsu balatenatara jepang di pulau buru. setelah kekalah jepang atas sekutu jepang meningalkan nusantara dan juga meningalkan para perempuan yang dijadikan objek tipuan jepang. setelah ditingal jepang banyak para remaja ini diperistri oleh penduduk setempat.
para remaja yang telah diperistri oleh penduduk pulau buru tidak mampu dan tidak diperbolehkan oleh suami mereka untuk pulang ke jawa tempat para saudara saudara mereka tinggal. pram menceritakan bahwa kehidupan mereka, para remaja yang dulu dipaksa jepang, memprihatinkan. mereka kehilangan masa remaja mereka dan juga menjadi objek kekerasan para suami mereka yang dikenal belum mengenyam pendidikan dan menjadikan persamaan istri dengan harta yang dapat mereka peroleh.
Mereka kurang mendapat perhatian dari pemerintah, pemerintah Indonesia tidak melakukan tuntutan kepada jepang atas adanya kejahatan perang tersebut. memang jepang pada waktu itu tidak mengunakan jalur resmi dalam mengumumkan adanya iming iming menyekolakan para remaja perempuan, yang kemungkinan besar memang disengaja untuk dapat terhindar dari tuntutan pengadilan internasional, tapi dari fakta -fakta yang dikemukakan pram kemungkinan dapat membantu pemenuhan bukti bukti yang mengarahkan adanya tindakan kejahatan perang yang dilakuakn oleh jepang pada waktu itu.
kenapa indonesia nga gugat ke Jepang ya padahal kan udah cukup banyak bukti buktinya?
ReplyDelete